Jakarta, Selasa (25 November 2008) — ”Sistem penjaminan mutu harus menjadi kekuatan utama bagi Badan Pemeriksa Keuangan (Supreme Audit Institutions atau SAI) untuk memberi keyakinan memadai bahwa kualitas proses, kerja, dan produk BPK telah dilaksanakan sesuai mandat dan standar pemeriksaan, serta harapan publik terhadap transparansi dan akuntabilitas,” tegas Ketua BPK RI, Anwar Nasution, ketika membuka acara The IDIASOSAI Quality Assurance Review Meeting di Auditorium Gedung Umar Wirahadikusumah BPK RI, Jakarta (25/11).
Acara ini dihadiri Mrs. Else Karin Kristensen (Deputy Director General of INTOSAI Development Initiative – IDI), Mr.Pritom Phookun (Program Manager IDI), Mr. Yujiro Ichikawa (Representative of the ASOSAI Training Administrator, BPK Jepang), Mr. John O’Brien (Subject Matter Expert, BPK Canada). IDI – ASOSAI Quality Assurance Review Meeting berlangsung pada 24 November – 3 Desember 2008 di Jakarta, dan diikuti oleh BPK dari 9 negara yang mewakili 43 negara Anggota ASOSAI, yaitu: Bhutan, Cambodia, China, Indonesia, Laos PDR, Mongolia, Nepal, Philippines, dan Vietnam.
Asian Organisation of Supreme Audit Institutions (ASOSAI) merupakan organisasi BPK regional se-Asia yang pada awal tahun ini bekerja sama dengan INTOSAI Development Initiative (IDI), salah satu organisasi di bawah organisasi BPK se-dunia, untuk menyusun, melakukan uji coba dan menerapkan Quality Assurance System Handbook di lingkungan BPK se-Asia.
Awal 2007, ASOSAI dan IDI melakukan penilaian kebutuhan kapasitas BPK se Asia. Hasilnya, banyak BPK yang perlu meningkatkan sistem penjaminan mutunya dengan memperhatikan perkembangan yang terjadi pada tingkat nasional maupun global. September 2007, ASOSAI sepakat untuk merancang dan melaksanakan program peningkatan proses penjaminan mutu melalui suatu pilot project yang melibatkan 9 BPK se-Asia dimaksud. Hasil pilot project ini kemudian akan disebarluaskan kepada seluruh BPK anggota ASOSAI untuk penguatan sistem penjaminan mutu pada tingkat individual audit maupun institusional di negara masing-masing.
Review meeting ini merupakan tahap ke-5 dari tujuh implementasi IDI-ASOSAI Quality Assurance Program yang ditandatangani pada Desember 2007 oleh 10 SAI dan IDI di Phnom Penh, Cambodia. Tujuan review meeting tersebut adalah untuk membahas hasil pelaksanaan pilot project sekaligus menyelesaikan IDI-ASOAI Quality Assurance Handbook.
Ditambahkan Anwar, review meeting yang diadakan hari ini menjadi kesempatan bertukar pengalaman antara 9 SAI dalam mengimplementasikan pedoman penjaminan mutu. Bagi BPK, ada dua alasan penting perlunya peningkatan sistem penjaminan mutu. Pertama, pelajaran atas krisis ekonomi pada 1997 dan kondisi keuangan global saat ini, yang antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas laporan keuangan dan auditnya. Kedua, UU Keuangan Negara Tahun 2004 dan UU BPK Tahun 2006 memperkuat wewenang dan sekaligus tanggung jawab BPK dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas. Dengan sumber daya yang terbatas, salah satu cara untuk menjamin kualitas kerja dan hasi auditnya adalah menerapkan sistem penjaminan mutu secara konsisten dan berkelanjutan. Selain itu, BPK RI memanfaatkan kegiatan ini sekaligus untuk mempersiapkan diri menghadapi peer review pada Januari 2009 oleh BPK Belanda.
BIRO HUMAS DAN LUAR NEGERI
Leave a Reply