KEPALA PERWAKILAN MENGHADIRI UPACARA PERINGATAN KE-154 TAHUN WAFATNYA PAHLAWAN NASIONAL PANGERAN ANTASARI

img_6588-copyPada Selasa, 11 Oktober 2016, Kepala Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan Yulindra Tri Kusumo Nugroho menghadiri Upacara Peringatan Ke-154 Tahun Wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari di Makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari Banjarmasin. Upacara tersebut dipimpin oleh Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor. Turut hadir dalam upacara tersebut, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina serta pimpinan instansi vertikal di Provinsi Kalimantan Selatan dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden No. 06/TK/Tahun 1968 tanggal 27 Maret 1968, menganugerahi Pangeran Antasari gelar pahlawan kemerdekaan. Pangeran Antasari adalah keluarga Kesultanan Banjar namun hidup dan dibesarkan di luar lingkungan istana yaitu Antasan Senor Martapura. Pangeran Antasari berperan dalam memimpin pergerakan-pergerakan rakyat melawan Pemerintahan Belanda pada masa penguasaannya di Kalimantan Selatan.

Pada upacara tersebut, dibacakan pesan-pesan Pangeran Antasari antara lain:

  1. Haram menyerah, waja sampai kaputing(haram menyerah, perjuangan sampai akhir)
  2.  Lamun handak tanah banyu kita kahada dilincai urang, jangan bacakut papadaan kita

           (kalau tanah air kita tidak mau diinjak orang, jangan berkelahi dengan saudara kita)

  1. Lamun handak tulak menyerang Walanda, baikat hati di tali sintak

          (kalau mau pergi menyerang Belanda, niatkan hati dengan kuat)

  1. Jangan sampai mati paharatan bukah, matilah kita di jalan Allah

          (jangan sampai mati saat lari, matilah kita di jalan Allah)

  1. Siapa nang bebaik-baik lawan Walanda, tujuh keturunan aku kada sapa

          (siapa yang berbaik-baik hati dengan Belanda, tujuh keturunan tidak kutegur)

  1. Amun kita sudah sepakat handak menghinyik Walanda, janganlah Walanda diberi muha, betaras pagat urat dulu amun menyerah kahada. Haram dijamah Walanda, haram diriku dipenjara, haram negeriku dijajah

        (kalau kita sudah sepakat mau menginjak Belanda, janganlah Belanda dikasih muka, sampai putus urat leher                tidak menyerah. Haram disentuh Belanda, haram dipenjara, haram negeriku dijajah).


img_6635-copyUpacara peringatan ditutup dengan mengheningkan cipta bagi para pahlawan nasional khususnya Pangeran Antasari, peletakan karangan bunga oleh Gubernur Kalimantan Selatan, doa, dan tabur bunga oleh para pimpinan daerah yang hadir, pimpinan instansi vertikal di Provinsi Kalimantan Selatan, dan Forkopimda.

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of