Untuk menyelamatkan Pegunungan Meratus, masyarakat Hulu Sungai Tengah melakukan aksi serentak menulis surat kepada Presiden. Tak kurang dari 300 masyarakat termasuk anak-anak ikut menulis surat untuk presiden. Aksi menulis surat kepada presiden untuk menyelamatkan meratus dilakukan di Lapangan Dwi Warna, Barabai, Minggu (17/3/2019). Bahkan, aksi ini juga serentak dilaksanakan di seluruh kota/kabupaten di Kalsel dan diikuti oleh masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia, seperti Jogja, Malang, Surabaya,Tangerang sampai Papua. Bahkan masyarakat peduli Meratus yang berada diluar negeri seperti di Melbourne (Australia), Taichung (Taiwan) dan Kuala Lumpur (Malaysia) juga ikut melakukan aksi serupa.
Gerakan ini dipicu oleh Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral di Jakarta yang menerbitkan SK bernomor 441.K/30/DJB/2017 pada 04
Desember 2017 lalu tentang penyesuaian tahap kegiatan PKP2B menjadi tahap
operasi Produksi kepada PT Mantimin Coal Mining (MCM). Izin itu meliputi 3
wilayah, yaitu; Tabalong, Balangan dan Hulu Sungai Tengah.
Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang sejak lama menolak keberadaan tambang batu
bara dan perkebunan sawit skala besar bereaksi menolak izin tersebut. Reaksi
masyarakat Hulu Sungai Tengah mendapat dukungan positif dari berbagai pihak dan
kalangan, dari LSM, Pemerintah Daerah Hulu Sungah Tengah, akademisi, budayawan
hingga masyarakat biasa.
Leave a Reply