Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoroti permasalahan terus meningkatnya subsidi energi dan subsidi non-energi selama lima tahun terakhir. Khusus subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), auditor negara menganggap pemerintah tidak pernah menyiapkan solusi untuk lepas permasalahan tersebut.
Ketua BPK Rizal Djalil menyebut perkembangan subsidi dari tahun ke tahun. Adapun nilai subsidi pada 2009, dengan realisasi sebesar Rp138,1 triliun, tahun 2010 sebesar Rp192,7 triliun, 2011 sebesar Rp295,4 triliun, 2012 sebesar Rp346,4 triliun, 2013 sebesar Rp348,1 triliun, dan 2014 sebesar Rp333,7 triliun.
“Sehingga selama lima tahun terakhir, alokasi subsidi berkisar 20-30 persen dari total belanja pemerintah pusat,” ucap Rizal saat pembacaan LPKK di Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Rizal mengingatkan, hasil pemeriksaan BPK sebelumnya juga menunjukkan bahwa pemerintah belum memiliki kebijakan dan kepastian yang jelas atau ketepatan sasaran realisasi subsidi energi. Selengkapnya
Leave a Reply