Jakarta, Selasa (23 Maret 2010) – Badan Pemeriksa Keuangan RI memiliki perhatian yang besar terhadap manajemen utang negara, karena di Indonesia, utang negara adalah salah satu sumber yang digunakan untuk mendanai belanja pemerintah. Nilai realisasi pembiayaan netto melalui utang negara setiap tahunnya rata-rata 12% dari total belanja pemerintah yang tercantum dalam realisasi APBN. Demikian ditegaskan Ketua BPK RI, Hadi Poernomo, ketika membuka acara Audit Planning Meeting INTOSAI Development Initiative (IDI)Transregional Programme for Public Debt Management Audit (IDI-TPDMA) di Crown Plaza Hotel, Jakarta (23/03). Acara ini merupakan bagian program capacity building IDI di bidang Public Debt Management Audit dimana BPK RI ikut serta sejak 2009.
Public Debt Management Audit atau Audit Manajemen Utang Negara, merupakan area audit yang diprioritaskan oleh INTOSAI. IDI mengadakan program-program pengembangan kapasitas di bidang utang negara di berbagai wilayah INTOSAI, yang dikenal dengan sebutan IDI Transregional Programme for Public Debt Management Audit. Program ini menggunakan e-learning dari United Nations Institute for Training and Research (UNITAR) dan bertindak sebagai mentor adalah para ahli dari INTOSAI Public Debt Working Group (PDWG) dan the Debt Management and Financial Analysis System (DMFAS) program of United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Pertemuan di Jakarta kali ini memiliki dua tujuan, yaitu: (1) menyiapkan draft pedoman rencana audit untuk public debt management audit dan rencananya akan dikelola oleh masing-masing lembaga pemeriksa, (2) menerima komentar dan masukan dari SAI lain dan para ahli atas rencana audit mereka.
Pertemuan diikuti oleh 34 peserta yang terdiri dari tiga orang IDI Administrator; ahli dari US GAO, Jose Oyola, ahli dari World Bank, Tomas Magnusson, dan ahli UNCTAD, Roula Katergi; serta wakil dari SAI (lembaga-lembaga pemeriksa) dari 12 negara yaitu dari Bangladesh, Fiji, Indonesia, Lithuania, Moldova, Mongolia, Pakistan, Philippines, Romania, Ukraine, Vietnam, dan Yemen. Pertemuan ini berlangsung pada 23 s.d. 27 Maret 2010. “Kehadiran 34 peserta ini menunjukkan pentingnya manajemen utang negara di berbagai negara, tidak hanya negara berkembang, tapi juga negara maju,” tambah Ketua BPK RI.
Output dari program tersebut adalah suatu pedoman audit atas manajemen utang negara yang berstandar internasional, yang akan diadopsi oleh masing-masing negara peserta. Pedoman audit yang dihasilkan tersebut, dapat menciptakan dasar yang kuat bagi pelaksanaan audit manajemen utang negara. Bagi BPK RI, pertemuan ini memberi pelajaran tersendiri tentang pengelolaan audit utang negara dan kontribusi terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
INTOSAI
The International Organization of Supreme Audit Inistitutions (INTOSAI) bertindak sebagai payung organisasi komunitas pemeriksa eksternal pemerintah. Lebih dari 50 tahun, INTOSAI menyediakan kerangka kerja untuk lembaga pemeriksa, untuk mendukung pembangunan serta memberi pengetahuan dan meningkatkan kapasitas profesional.
IDI
INTOSAI Development Initiative (IDI) adalah organisasi non-profit yang bertujuan untuk membangun kapasitas Lembaga Pemeriksa (Supreme Audit Institutions/SAI) di negara berkembang melalui dasar kebutuhan, serta program pembangunan yang terkoordinasi di dalam organisasi INTOSAI dan SAI untuk mengghadapi kebutuhan para stakeholders. IDI mendukung peningkatan kapasitas pemeriksaan bagi anggota INTOSAI. Aktivitasnya meliputi program training jangka panjang, serta program kemitraan seperti melalui pelatihan, seminar, dan workshop dalam area pemeriksaan.
Kegiatan IDI yang diikuti BPK RI
1. IDI-ASOSAI Quality Assurance Program
Program ini merupakan program capacity building sebagai bentuk kerjasama antara IDI dan ASOSAI dalam penerapan Quality Assurance System (QAS) di lingkungan ASOSAI. Program ini dilaksanakan tahun 2008 s.d. 2009. Manfaat bagi BPK RI, peningkatan kapasitas BPK di bidang Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu melalui program pilot penerapan QAS serta penyusunan Pedoman Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu BPK yang sesuai dengan standar internasional.
2. IDI-ASOSAI Electronic Blended Program for Trainers
Merupakan program capacity building untuk mendidik Training Specialist bersertifikasi IDI dan ASOSAI. Program ini diselenggarakan dengan media electronic dan face-to-face learning. Program ini dilaksanakan tahun 2008 s.d. 2009. Manfaat bagi BPK RI, pengembangan kapasitas training sesuai dengan standar IDI dan ASOSAI bagi BPK maupun komunitas SAI regional dan internasional.
3. IDI Transregional Capacity Building on Audit of Public Debt
Program capacity building dalam bentuk kerjasama IDI, WG on Public Debt, World Bank, dan UNTACD untuk peningkatan kapasitas pemeriksaan public debt management. Program ini dilaksanakan tahun 2008 s.d. 2011. Melalui program ini, BPK RI diharapkan dapat mengembangkan kapasitas training sesuai dengan standar IDI dan ASOSAI.
BIRO HUMAS DAN LUAR NEGERI
Leave a Reply