Distamben Tapin Geger

Banjarmasin Post- Rabu, 17 Maret 2010

-Staf dan Pejabat Diperiksa Kejati Kalsel

-Tender Distribusi Listrik Diduga Bermasalah

Banjarmasin, BPOST – Kamis, 25 Februari 2010, kesibukan terjadi di ruang penyidikan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalsel di Banjarmasin.

Beberapa orang yang mewakili sembilan perusahaan di Tapin, berdatangan. Mereka dimintai keterangan terkait satu persoalan dugaan penyimpangan tender distribusi listrik di kabupaten tersebut. Informasi yang diperoleh BPost, pemeriksaan yang dilakukan Kejati itu terkait dugaan permasalahan proyek distribusi listrik 2009. Diduga proyek senilai kurang lebih Rp 9 miliar itu tanpa disertai harga penawaran sendiri (HPS). Kabar lain yang beredar menyebut perusahaan pemenang tender pada proyek itu milik “orang dalam” Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Tapin.

Kejati telah dua kali melakukan ekspos perkara secara internal untuk membedah kasus ini. Tak hanya para pengusaha, sejumlah staf dan pejabat di Distamben Tapin disebut-sebut juga telah dimintai keterangan oleh penyidik pada pertengahan Februari 2010. Pada 9 Maret 2010, kembali dilakukan pemeriksaan terhadap tiga staf Distamben Tapin. Saat ini proses pengumpulan data terus dilakukan dan tidak menutup kemungkinan pada akhir Maret 2010, sudah ada orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan penelurusan koran ini, ada sembilan perusahaan yang memenangi tender. Mereka yang bakal melaksanakan proyek secara terpisah dengan nilai Rp 200 juta hingga 1 miliar. Namun, kabar tak sedap menyebut sembilan perusahaan itu milik sejumlah staf dan pejabat di Distamben Tapin. Selain itu, kemenangan mereka juga berkat penunjukan langsung.

“Tuduhan itu tidak benar. Proyek itu sudah melalui proses tender yang memang dimenangkan oleh sembilan perusahaan. Nilai proyek itu juga tidak Rp 7 miliar, namun Rp 5,5 miliar,” tegas Kadistamben Tapin, H Nurdin MS, kemarin. Mengenai tindakan Kejati yang memanggil anak buahnya, dia mengatakan hal itu hanya untuk mengumpulkan data. Nurdin pun menyatakan siap jika Kejati “memanggilnya”. “Ini negara hukum. Saya tetap kooperatif dengan penegak hukum,” ujarnya. Salah seorang pejabat Distamben Tapin, mengaku sudah tiga kali diperiksa di Kejati Kalsel. “Pekerjaan utama saya sampai terganggu karena harus bolak-balik ke Banjarmasin,” ucap pria yang enggan disebutkan indentitasnya ini. Kepada penyidik, dia menegaskan proses tender berjalan sesuai prosedur meski ada kesalahan administrasi. ” Kalau ibarat kesalahan, hanya ada kesalahan adminstrasi. Tidak mengetahui perusahaan itu ada hubungan dengan (staf dan pejabat) Distamben. Tetapi tidak ada baatur dan tidak terima uang sepeser pun,” ucapnya. Katanya tender ini melibatkan pejabat di Dinas Pertanian? “Benar, karena kami kekurangan tenaga bersertifikasi. Sesuai aturan dari Bappenas, panitia lelang harus memiliki sertifikasi,” ucapnya. Kabid Humas dan Penerangan Kejati Kalsel, Johansyah Muchlis saat dihubungi enggan berkomentar.

Tiang

Berdasarkan informasi itu, BPost melakukan penelurusan di lapangan. Ternyata, proyek itu dilaksanakan di kawasan Lokpaikat dan Binderang, Aslam Babaris di Tambarangan, Tandui dan Hantungun.

Berdasarkan pemantauan proyek itu hanya berupa pemasangan tiang dan kabel. Kawasan proyek yang terdekat dengan Ibukota Tapin, Rantau adalah Lokpaikat yang berjarak sekitar lima kilometer. Proyek di Lokpaikat itu mencakup pula kawasan Binderang. Sedangkan proyek di Tandui berjarak sekitar 20 kilometer arah selatan dari Rantau. Begitu pula Tambarangan yang berjarak sekitar 12 kilometer arah tenggara dari pusat kota. Proyek terjauh dikerjakan di kawasan Hatungun, sekitar 45 kiometer arah tenggara Rantau. Semua proyek telah selesai. Kendati tiang dan kabel telah terpasang, namun semua jaringan belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN Ranting Rantau. Tersendatnya pasokan ini konon karena menunggu hasil pengumpulan data yang dilakukan Kejati Kalsel. “Ada beberapa teman harus ke Banjarmasin (Kejati) terkait masalah itu, ucap seorang staf saat ditemui di Distamben Tapin. Pun ketika Bpost hendak menemui Sugeng yang kabarnya menjadi ketua panitia lelang. Seorang pegawai di DInas Pertanian Tapin – tempat Sugeng bekerja – mengatakan pria itu ikut “pergi ” ke Banjarmasin. Sugeng juga “sulit” ditemui. Saat dihubungi beberapa kali di hari yang berbeda, –handphone-nya selalu tidak aktif. (hes/gg/dwi/awj)

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of